Jumat, 31 Agustus 2012

sesaatkah atau selamanya??


Saat gelap menyelimuti langit hari itu, tapak demi tapak kenyataan meyeruak, kesunyian membawa kabar yg begitu mengejutkan seolah tak percaya, hembusan angin membawa mu kesini, kedalam hidupku, kedalam perasaanku. 

Satu jalan kini ku arungi, tidak hanya sendiri kini aku bersamamu. Ini babak baru dihidupku, tidak lagi hanya menyayangi diriku sendiri, sekarang aku juga menyayangimu, tidak hanya aku bahagia sendiri dan aku juga berbagi kebahagiaan bersamamu. Kini ceritaku tak lagi kupendam sendiri, mungkin aku bisa bercerita denganmu. Tak lagi aku menatap langit , kini aku bisa menatap matamu, tak lagi aku menggenggam mimpi kini aku bisa menggenggam tanganmu.
Bukan lagi kesepian yg menghiasi diriku, kini senyum indah yg menghiasi lekuk bibirku, bukan lagi air mata yg menetes di pipiku, rona kebahagiaan lah yg terpancar disana. Bukan lagi harapan kosong  yg menghantui hidupku, kenyataan indahlah yg membawaku menyongsong hari esok.

Akankah semua bertahan abadi?? Akankah semua keindahan itu dapat kurasakan selamanyaa?? Dapatkah aku berada pada posisi ini, tanpa harus pergi lagii?? Bisakah aku menjemput masa depan ku dengan kebahagiaan ini???
Keindahaan ini untuk sesaat atau untuk selamanya kah?? Kebahagiaan ini untuk sesaat atau untuk selamanya kah??
Dan dirimu untuk sesaat atau selamanya kah???




Titik jenuh


Ini buka pertama kalinya jenuh menghampiri ku, sebelumnya aku sudah dikunjungi dengan rasa ini. Penyebabnya pun aku tak tau, seketika rasa itu muncul dan siap memporak-porandakan easa ku. Saat sebelumnya jenuh mampir ke hatiku, aku memang bisa menanganinya, menangani kejenuhan ku terhadapnya, menangani sikapku terhadapnya, dan mampu bertahan dan mempertahankan hubunganku dengannya. Tidak mudah memang, menghilangkan rasa jenuh itu dengan cara seketika.

Biasanya aku memilih menjauh tertimbang aku memaksa untuk berpura-pura baik-baik saja didepannya. Menjauh bukan berarti aku memutuskan hubungan dengannya, tapi dengan cara tidak bertemunya, tidak terlalu sering menghubunginya dan mungkin lebih memilih menyibukkan diriku dengan segala aktifitas diluar aku bersamanya. Cara itu cukup berhasil, hanya saja sedikit menggoyahkan hubungannku dengannya, dan terlebih dia merasa jenuh pula dengan ku. Tapi itu tak bertahan lama hingga saat ini hubunganku masih baik, dan akan tetap baik-baik saja.

Kini rasa itu hadir lagi, tanpa ku undang dan terus memaksa masuk ke dalam hati ku. Menyelubungi setiap alir rasa ku dan tepat pada puncaknya. Terkadang aku bodoh, sempat berfikir ingin menghancurkan hubungan ku sendiri, karna rasa yg ada terbawa arus deras kejenuhan. Untungnya aku bisa mengendalikan keadaan yg ada, walau dengan cara ku yg mungkin membuatnya marah. Tapi begitu lah caraku, entah cara itu baik ataupun tidak, tapi yg jelas itu baik bagiku.
Bukan hanya aku saja yg memiliki titik jenuh, terlebih kekasih ku pun jauh lebih sering memiliki titik jenuh, terutama saat masalah datang menengok hubungannku. Jauh berbeda dengan cara yg ku pakai, dia lebih memilih berlari dari masalah untuk menyelesaikan jenuh yg ada. Kau tau cara apa yg ia pakai saat itu??? Yaaa dia memilih perempuan lain untuk menetralisir rasa jenuhya.. menyakitkan bukan??? Aku selalu menjaga hatinya agar tak mudah jenuh terhadapku , karna jika ia telah merasakan jenuh, hubungan ini seolah tak berarti lagi, dia dapat meninggalkan ku seolah biasa saja.

Lalu siapa yg tersakiti disini?? Jelas aku, aku yg terkena akibat dari kejenuhannya. Memang wajar rasa jeuh mendatangi setiap insane yg mempunyai hubungan, bahakn seeseorang yg tak memiki hubunganpun memiliki titik jenuh terhadap sesuatu. Hanya saja titik jenuh setiap orang berbeda-beda. Aku memiliki titik jenuh dan tak mengakibatkan sesuatu yg fatal terhadap lingkungan sekitarku, terutama hubungannku. Karna aku lebih suka memendamnya tertimbang melampiaskannya.
Saat ini, saat aku menulis, saat ini lah aku merasakan rasa jenuh, memang belum pada puncaknya. Dan ku harap tak berlangsung lama.
This is my story !

Belahan jiwa..

Saat membuka mata, sekilas harapan indah yang ku inginkan datang. Seolah melambaikan tangan mengajak ku untuk bersamanya. Kuikuti kemana harapan indah itu pergi, namun…???
Petaka untukku, harapan itu membuat ku terjatuh kepada  luka dalam yang sulit bagiku untuk bangkit lagi setelah terjatuh !!
Seseorang membantu ku untuk berdiri dari pedih hati yang aku rasakan, dan memberi sebuah rasa yang belum pernah aku cicipi. Akan kah engkau lah harapan yang sesungguhnya untukku??
Salah , rasaku terlalu salah! Bukan dia yang menjadi harapan indah itu setelah aku mengetahui cintaku hanyalah cinta sepihak .  Terlalu lama aku menunggu harapan itu…
Hingga sosok lain hadir menemani hidupku, ..
Mungkin kah belahan jiwaku itu adalah KAMU ???
Atau hanya selingan sebelum aku menemukan BELAHAN  JIWAKU yang sebenarnyaa ???

       ***Inilah perjalan cintaku, saat mencari belahan jiwa yang sesungguhnyaa..
Sungguh bahagia setelah kumenemukan sosok cinta yang aku inginkan,
namun terlalu menyakitkan setelah cinta itu pergi dan meninggalkan rasa pedih …***

Sebuah Prolog

Aku terlena dibawah atap langit yang menyejukan dan cahaya matahari yang menyorot namun tak begitu menyengat. Angin yang berlari-lari menambah ke hangatanku untuk kembali mengingat, dimana terlintas bagian-bagian dari setiap kehidupanku. Seperti seolahnya buku, jalan hidupku  sungguh  banyak cerita yang begitu mengiang di pikiranku.
Helai demi helai lembar buku berbalik seiring muncul sosok yang pernah menjadi bagian dari hidupku, yang telah memberiku tawa yang begitu lepas, memberiku sejuta senyum hingga ku terasa nyaman, juga telah meninggalkan luka menganga didalam hati yang dulu bahagia karnanya. Sekian waktu berlalu menemaniku lebih masuk kedalam masa lalu, memporak-porandakan kerinduan yang ada akan peristiwa yang telah menjadi kenangan. Dan aku terdiam dalam perjalanan kisah didalamnya.


Engkau


Saat ku terbangun dalam lelahku, aku tersadar kini ada sosok engkau yg menemaniku, membagi kebahagiaan bersamaku, dan juga memberi sekeping hati untukku jaga.
       Taukah engkau, saat dunia ku gelap karna segaris kecewa yang masa lalu berikan kepadaku hanya sosok engkau lah yang mampu mencerahkan kembali juga memperindah hatiku yang dulu sudah lapuk termakan pedih.
       Taukah engkau, saat aku jatuh terpuruk karna luka, hanya engkau lah yang mampu membawa ku bangkiit dan tersenyum kembali. Terlebih kau juga mampu membuatku bahagia saat ini karna kasih sayang yg telah lama tak tercicipi olehku.
       Taukah engkau , aku menikmati perjalananku bersamamu saat ini, esok, dan aku harap selamanya. Semoga fajar yang indah selalu menghadirkan mu disini sampa nanti, saat mataku tak terbuka lagi.
       Taukah engkau,  seperti ribuan pasir dipantai cinta ku meluap untukmu, seperti aliran sungai yang tak terhenti, juga seperti udara yang tak pernah habis. Meskipun terkadang ombak sering sekali menghantam ku, namun aku mampu bertahan seperti karang yang berdirin kokoh. Aku percaya, bahwa engkau lah yang Tuhan kirim untukku, untuk menjaga ku, dan menemaniku sampai nanti.
       Celakanya, engkau tak lagi bisa menemaniku, engkau tak lagi mampu menjabat tanganku untuk bangkit, engkau tak lagi bisa membuat ku tersenyum, engkau tak lagi mencerahkan dan memperindah hatiku.
       Parahnya, aku terlanjur mencintaimu, aku terlalu berharap banyak padamu, berharap sosok mu lah yang akan ku genggam erat sampai nanti.
       Akhirnya, DIA lah yang engkau pilih! Dan meninggalkan ku, membuang ku, juga mengabaikan ku. Apakah kau tak pernah berfikir tentang perasaanku?? Apakah kau tak pernah tau betapa sakitnya hatiku saat kau lebih memilihnya tertimbang aku?? Apakah kau tau, dia tak lebih baik dariku??
       Pernahkah kau peka dengan semuanya?? Semua pertanyaan dan pertanyaan yang terngiang di kepalaku!! Terlebih, pertanyaan yang selalu aku ingin  lontarkan kepada sosok DIA yang kau pilih sebagai penggantiku. Apakah dia tau, engkau terlebih dulu denganku dan menyayangiku tertimbang dia yang baru hadir ke dalam hubungan kita??.



cahaya cinta


Saat awan hitam datang aku berdiam tak beraya!
Ingin berlalri namun aku tau arah, ingin bersembunyi entah dimana.
Akhirnya hujan turun, angin kencang berhembus, badai semakin kencang
dan aku jatuh tersungkur.
Lalu semuanya pergi, walau meninggalkan bekas.
Aku yang sendiri, seperti air yang mencari tepi mencoba kembali seperti semula.
Lambat laun waktu berlalu, hilir air menemukan tepi.
Walau tak seperti tempat berhenti.
Melepaskan semua beban, mencoba menemuka jati yg baru.
Secercah harapan datang dari cahaya mata,
Yang begitu indah dan membuat damai.
Mulai mendekati sedikit demi sedikit,berharap cahaya tak akan redup.
Akhirnya cahaya itu menyapa ku, dengan tangan lembut penuh kasih sayang.
Seakan telah lama berdiam, dan seolah tak ingin pergi darinya..
Tutur kata yg selalu membuatku tau akan arti sebuah kehadiran.
Walau tak mungkin ku memilikimu, namun aku bahagia
Dapat mengenalmu, dan ada disampingmu…