Setiap orang punya hak dan
kewajiban bukan?? Hak untuk mendapatkan sesuatu yg memang itu haknya, dan
melakukan suatu kewajiban yg memang wajib dia lakukan!!
Sebenarnya bukan hak dan
kewajiban yg akan aku bahas disini,
melainkan tentang Memilih dan dipilih ..
yaa itu merupakan salah satu hak juga kan???
Setiap orang bebas untuk memilih, seperti bebas memilih untuk
memeluk agama apa?? Menjadi warga Negara
apa?? Dan juga bebas memilih pasangan hidup !
Okeh, lebih tepatnya aku
bercerita tentang memilih pasangan hidup. Aku memang masih belia umur ku pun
masih 17 tahun, aku pun baru lulus Sekolah Menengah Kejuruan tahun ini ..
seperti gadis belia pada umumnya mempunyai kekasih bukan lagi hal yg aneh saat
ini, bahkan banyak aku mendengar wanita seusia ku pun sudah ada yg memilih
mengakhiri masa lajangnya (menikah).
Ini tentang pilihanku, aku
memilih sosok pria yg dimataku dia adalah pria yang baik, dia perhatian
kepadaku, dimenyayangiku, dan juga amat menjagaku. Terlebih dia pun menerima
aku juga keluargaku apa adanya. Bahkan dia pun bisa membuat adikku senang
kepadanya. Awalnya orang tua ku menganggap sosok pria itu adalah temen
sepermainanku, hingga pada akhirnya mereka mengerti bahwa anak gadisnya ini
memiliki seorang kekasih !
Orang tua ku memberi kebebasan
ku untuk memilih siapa saja orang yg akan menjadi teman hidupku kelak, dan
mereka menyetujui sosok pria itu menjadi kekasih ku. Awal yang baik menurut ku,
mereka menyayangi sosok pria yg juga menyayangi ku. Selalu ku bercerita tentang
hubungan ku dan dia, tentang bahagianya aku memiliki dia, tentang betapa tegar
nya aku tatkala masalah datang bertubi-tubi menyerang hubungannku. Tapi aku
bertahan sampai saat ini, walau pada suatu waktu kenyataan pernah
menncabik hati dan perasaan ku. Saat
dimana dia pergi meninggalkan aku demi wanita yg disukainya saat itu. Aku bagai
bunga yg berjatuhan di musim gugur,
tak karuan aku berada mengikuti desir
angin yang menendangku dengan hembusannya. Itu sungguh menyakitkan !!!
Kali ini aku tak
menceritakannya ke orangtua ku, aku takut mereka marah dengan sosok pria yg
kusayangi itu. Aku pendam sebisa mungkin sakit hati dan rasa pedih yg
menggeliat di hatiku . aku memasang topeng keceriaanku didepan mereka agar
mereka tidak mengetahui bahwa gadis belianya sedang mengalami sakit hati yg
mungkin cukup menyayat hatiku. Siapa yg tidak kecewa, saat orang yg kita sayang
lebih memilih orang yg mereka suka,
siapa yg tidak sakit hati saat kita
sudah memepertahaankan hubungan yg berjalan cukup lama dan pada akhirnya harus
dihancurkan dengan ucapan “selamat tinggal”.
Berhenti, semuanya berakhir.
Kini tinggal aku yg berjuang sendiri, menata hati yg telah
hancur tak berbentuk. Menyatukannya lagi seperti semula,sulit memang tapi ini
jalan yg memang harus aku lalui. Hingga pada akhirnya mereka mengetahui
(orangtua ku), entah mereka tau darimana tentang hal yg sudah terjadi dengan
hubunganku. Tapi yg jelas mereka marah, terutama mama dia tak terima anak
gadisnya dipermainkan dan melihat anak
gadismya menangis. Satu keputusan mereka, aku tidak diperbolehkan lagi
untuk mempunyai kekasih . keputusan itu tidak member efek apa-apa, karna
mungkin sakit hati ini telah mematikan syaraf perasa ku.
Entah sudah
berapa lama aku menyendiri, dan pada akhirnya aku sudah bisa menata hatiku
kembali, walau tak sesempurna sebelumnya paling tidak aku sudah merelakan sosok
pria itu bersama kekasihnya kini. Aku menikmati kesendirianku, menikmati dimana
aku bisa menyayangi perasaan ku sendiri tanpa harus aku terluka. Waktu terlalu
cepat berlalu, hinnga pada suatu waktu ada sosok pria lain yg menyayangiku. Dia
amat baik, dan juga perhatian terhadapku, aku fikir aku bisa menyayanginya
namun percuma sepertinya rasa ku susah untuk membuka hati kepada siapapun. Entahlah , perasaanku masih
kusimpan untuk sosok pria yg aku sayangi sampai saat ini yg dimana dulu dia
pernah menyakitiku.
Waktu begitu amat
sulit ditebak, kadang mereka mengambil semua hal yg kita saying, dan terkadang
waaktu mengembalikannya lagi seperti semula. Yaa sosok pria yg ku sayangi kembali lagi, tanpa gadis yg
disukainya dlu. Dia menginginkanku kembali bersamanya, menata hubungan yg
pernah hancur saat dia pergi. Itu lah harapan yg ku tunggu, tapi…..
Apakah dia kembali dengan cintanta yg dulu?? Atau hanya pelarian
saja? Entah aku masih memikirkan soal ini. Aku meminta pendapat mereka
(orangtua ku) bagaimana jikalau aku kembali kepadanya?? Jawaban mereka cukup
membuat ku tersentak, mereka melaranggku untuk menjalin hubungan lagi
dengannya!! Itu sungguh bukan jawaban yg aku inginkan,!
Bagaimana ini,
aku menyayanginya tapi mengapa mereka melaranggku??? Bukankah memilih pasangan
itu hak setiap orang, tanpa harus ada campur tangan orang lain?. Apa aku harus
menentang mereka??
Ini pilihanku, aku bahagia bersamanya walaupun ku pernah
merasakan luka karenanya pula. Tapi bukannya suatu hubungan pasti ada rasa
kekecewaan?? Karna cinta yg ,menyelimuti hubungan tersebut. Jadi wajar bukan
jika kecewa itu ada??
Sekali lagi ini
pilihan ku, aku memilihnya kembali
menjadi kekasih ku, dan saat ini aku sudah mempersiapkan hatiku jikalau nanti
aku akan merasakan kecewa kembali. Entahlah ini pilihan yg terbaik atau tidak
kedepannya. Setidaknya aku yakin dengan pilihanku. Begitu sulit aku
mempertimbangkan pilihanku ini semoga saja ini pilihan terbaikku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar